Dekan rumah sakit Thailand memprediksi berakhirnya pandemi

Dekan rumah sakit Thailand memprediksi berakhirnya pandemi – Dunia bisa mendekati akhir pandemi Covid-19 akhir tahun ini, sebagaimana dibuktikan oleh varian Omicron yang menyebar cepat tetapi tidak terlalu parah, menurut dekan Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Siriraj. Prof Dr Prasit Watanapa mengatakan pada hari Selasa penyebaran Omicron akan mengakibatkan sebagian besar orang bertahan dari infeksi virus dan mengembangkan kekebalan.

Dekan rumah sakit Thailand memprediksi berakhirnya pandemi

cccthai.org – “Omicron yang menyebar cepat akan menggantikan varian Delta yang lebih parah dan ini menandakan kita berada di periode akhir pandemi Covid-19,” katanya. “Jika mayoritas penduduk dunia terjangkit Covid-19 dan bertahan hidup serta mengembangkan kekebalan, ini akan mengakhiri pandemi Covid-19, karena penduduk global akan memiliki kekebalan yang cukup, baik melalui vaksinasi maupun infeksi yang tidak menular. parah,” kata Prof Prasit.

Baca Juga : Thailand : Pembicaraan Tentang Pertanggungan Asuransi Untuk Pelancong Tanpa Gejala

Sebagian besar negara memperkirakan pandemi akan berlangsung hingga pertengahan atau akhir tahun ini, katanya. Namun, masih terlalu dini bagi orang-orang untuk menurunkan kewaspadaan mereka terhadap penyakit ini. Dia menekankan bahwa orang tidak boleh berharap untuk mengembangkan kekebalan secara otomatis melalui infeksi. “Kekebalan melalui infeksi terlalu berisiko,” katanya. Tidak ada bukti yang mengkonfirmasi bahwa orang yang terinfeksi nantinya akan aman, dan mereka masih bisa menularkan penyakit itu kepada kerabat yang lebih lemah, dengan konsekuensi yang tidak diinginkan, kata dekan.

Dia menekankan perlunya suntikan booster vaksin Covid-19. “Dosis booster mengurangi infeksi dan tingkat keparahan penyakit,” katanya. Dua dosis vaksin Covid-19 tidak cukup untuk mengatasi Omicron. Orang-orang membutuhkan suntikan booster sekitar tiga bulan setelah dosis kedua, sarannya. Di Thailand, 15,8% dari populasi sudah menerima dosis booster, katanya. “Penyakit ini bisa diatasi jika populasi global divaksinasi,” katanya. Belum ada bukti yang menunjukkan kapan orang membutuhkan jab keempat. “Beberapa bulan lagi akan ada vaksin Covid-19 generasi kedua dan masyarakat harus menunggu untuk melihat kemanjurannya,” kata dekan.

Prof Prasit mengatakan selama gelombang Delta, kasus harian secara global berada dalam enam digit. Dengan Omicron, angkanya melonjak menjadi 2-3 juta sehari. Kematian harian di seluruh dunia telah turun dari lebih dari 10.000 selama dominasi Delta. Saat ini, kematian tetap hampir sama dan tidak melonjak seiring dengan peningkatan tajam dalam kasus harian, yang berarti tingkat kematian yang lebih rendah.

Namun, kematian baru di Amerika Serikat cenderung meningkat karena sebagian warganya menentang vaksinasi, kata Prof Prasit. Omicron menyebar dengan cepat dan dominan di Eropa dan Amerika. Afrika, di mana kasus Omicron pertama terdeteksi, berada di posisi terbawah dari gelombang Omicron. Prof Prasit memperingatkan adanya peningkatan kasus baru di India, karena varian Delta dari India sebelumnya telah mencapai Thailand hanya dalam beberapa minggu, melalui Myanmar.

Thailand telah mencatat 7.000-8.000 kasus baru setiap hari selama sekitar satu minggu, dengan kematian harian di bawah 20. Obat antivirus yang digunakan di negara itu secara efektif dapat mengatasi Omicron, katanya. Dekan juga mengingatkan bahwa perubahan iklim global masih bisa menimbulkan penyakit baru.